Tadi, aku liat di Twitter, Kak Benny berkicau. Tentang apa coba? Tentang tips menulis. Ini dia tips-nya:
- Apapun genre yang ditulis, harus diketahui bahwa masyarakat Indonesia penggemar drama.
- Bahkan, buku motivasi laris yang non fiksi pun isinya dominan drama.
- Apalagi jika menulis fiksi. Walaupun yang ditulis cerita misteri, fantasi, petualangan, tanpa drama akan terasa kering.
- Karena itu, sebelum menulis, pikirkan dulu dramanya. Barulah kita pikirkan cara membungkusnya.
- Drama adalah konflik sehari-sehari yang menyentuh emosi, terutama kejadian yang menyedihkan.
- Banyak buku yang gagal di pasar karena lupa menggarap drama dengan baik. Contoh buku bergenre fantasi.
- Buku fantasi, apalagi scifi, lebih banyak mengulik aksesorisnya ketimbang plot dengan unsur drama yang kuat. Padahal Harpot itu kuat karena dramanya.
- Bahkan, menulis buku horor jangan cuma memikirkan cara menakut-nakuti pembaca, tapi bagaimana drama di dalamnya.
- Cobalah untuk kembali membaca buku-buku dengan drama yang kuat sebagai referensi sebelum menulis.
- Teliti bagian yang membuat pembaca emosi, kesal, sedih, ingin memaki. Hingga benar-benar menjadi bagian dari drama itu.
- Agar tak menulis drama yang mainsteram, perbanyak referensi. Drama tak melulu tentang pesakitan.
- Tapi jangan takut menulis drama yang kesannya klise, asal kuasai teknik menulis dangan baik. Atur diksi, ritme kalimat, dan kejutan.
- Diksi yang puitik akan membuat ritme drama menjadi lambat. Kalimat pendek akan membuat ritme drama breakselerasi cepat. Kombinasikan.
- Meskipun menulis genre humor/pop tak ada salahnya belajar menulis dengan diksi putis untuk menguatkan drama.
- Dan drama yang disusun akan berhasil jika kita kuat dalam membangun karakter.
Terima kasih telah menyimak :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar